Foto : Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Kota Sorong, Neltje Kambu, S.Pd. (dok/ist/Jos) |
Sorong, JejakSiber.com - Setelah munculnya wabah Covid-19 di belahan bumi, sistem pendidikan pun terganggu dalam melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar, juga dengan adanya surat edaran Nomor 4 Tahun 2020 dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang menganjurkan seluruh kegiatan di instansi pendidikan harus jaga jarak dan penyampaian materi pelajaran disampaikan lewat teknologi digital sehingga menyebabkan kemampuan sekolah dalam menyampaikan pendidikan secara fisik menjadi terkendala.
Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Kota Sorong, Neltje Kambu, S.Pd. mengatakan bahwa perubahan sistem pendidikan akibat wabah virus corona atau pandemi Covid-19 membawa konsekuensi yang sangat besar bagi pencapaian pendidikan atau proses belajar anak didik.
Hal itu disampaikan saat diwawancarai langsung oleh awak media ini di ruang kerjanya, Senin (18/7/22).
Neltje Kambu menjelaskan bahwa sistem proses belajar mengajar sekarang ini sudah mulai normal setelah pemerintah sudah mengijinkan adanya tatap muka murid dengan guru menyangkut proses belajar mengajari.
"Kami di SMA Negeri satu ini proses belajar mengajar dengan cara tatap muka sudah seratus persen, yang tadinya melalui daring kemudian dibagi dua sesi sekarang full seratus persen tatap muka," kata Neltje Kambu yang baru menjabat sebagai Kepala Sekolah di SMA Negeri 1 Kota Sorong itu.
Dalam bincang bincang nya, Neltje Kambu memaparkan visi dan misi SMA Negeri 1 Sorong yang masih memakai visi misi yang lama yakni ;
VISI : Terwujudnya Peserta Didik yang Beriman,Cerdas,Terampil Mandiri dan Berwawasan Global.
MISI : Menanamkan Keimanan dan Ketakwaan Melalui Pengalaman Ajaran Agama.
"Visi dan Misi saya selaku Kepala Sekolah, akan saya pikirkan dan akan dirapatkan dengan dewan guru, untuk sementara kita masih memakai visi misi yang lama dulu," imbuh Neltje Kambu yang sebelumnya sebagai guru di SMA Negeri 3 Kota Sorong itu.
Berdasarkan penjelasan dari Neltje Kambu, murid baru untuk Tahun Ajaran 2022/2023, seluruhnya peserta didik baru berjumlah 350 orang dengan juknis Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB) atau penerima peserta didik baru Provinsi Papua Barat, dengan kapasitas 10 ruang kelas, dengan jalur penerimaan masing-masing melalui sonasi, prestasi, afirmasi atau kepindahan orang tua.
"Di SMA Negeri satu ini masih memakai kurikulum 2013 dengan tiga jurusan, masing-masing IPA, IPS dan Bahasa," pungkasnya.
Menyangkut tenaga guru, Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Sorong itu menyebutkan sudah cukup, dengan perincian guru PNS 34 orang, guru honorer 25 orang, sehingga seluruhnya sebanyak 59 orang tenaga pengajar.
Kendati sudah diperbolehkan proses belajar dengan tatap muka, akan tetapi kata Kepala Sekolah salah satu putri papua terbaik ini, selalu mematuhi protokol kesehatan, memakai masker, cuci tangan sebelum masuk ke ruang kelas serta mengukur suhu tubuh, termasuk disiplin guru dan murid yaitu pukul 07.30 WIT sudah proses belajar mengajar, karena sesuai pantauan Kepala Sekolah disiplin guru dan murid sudah berlangsung disiplin.
Disinggung tentang kenakalan murid seperti adanya tawuran antar sekolah, menurut Kepala Sekolah, "Belum ada keributan atau tawuran antar sekolah, kalau didapati, pihak sekolah akan memanggil orang tuanya dan diselidiki," tutup Kepsek SMA Negeri 1 Sorong itu. (Jos)
Editor : Js