 |
| Foto : Jemaat HKBP usai melaksanakan Refleksi Doa untuk PosPel Anugrah Barelang. (dok/Roy) |
Batam, jejaksiber.com - Rencana penolakan dan pembongkaran Rumah Doa HKBP Pos Pel Anugrah Barelang yang berada di Ulu Boton, Kelurahan Rempang Cate, Kecamatan Galang, Kota Batam Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) oleh sekelompok massa mengatasnamakan Lang Laut yang di ketuai Suherman menjadi perhatian publik.
Bangunan rumah doa HKBP Pos Pel Anugrah Barelang berdiri di atas lahan milik salah satu jemaat dengan ukuran 7x12 meter dengan bentuk yang sangat sederhana, di paksa bongkar oleh Suherman, serta bangunan tersebut tidak di pergunakan lagi untuk beribadah.
Jika jemaat tidak mau membongkar maka sekelompok massa/ormas tersebut berniat akan membongkar pada tanggal 2 Januari 2022 yang tertuang dalam surat pada hasil rapat di Mapolsek, Kamis (23/12/2021) lalu.
Rapat tersebut dihadiri oleh Kapolsek Galang, Camat Galang, Danramil Galang, FKUB (Forum Komunikasi Umat Beragama) Batam, Perwakilan Departemen Agama Kota Batam, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, Ketua LAM Kecamatan Galang, Perwakilan Gereja Pos Pelayanan HKBP Anugerah Barelang, Ketua Lang Laut Suherman dengan sejumlah massa.
Adapun hasil dan kesepakatan dari rapat tersebut menghasilkan 4 Point sebagai berikut :
1. Bangunan Rumah Doa HKBP di Kampung Ulu Buton, Kelurahan Rempang Cate digunakan untuk aktivitas kegamaan sampai dengan tanggal 02 Januari 2022.
2. Diputuskan dengan Mufakat bahwa setelah tanggal 02 januari 2022 bangunan HKBP di Kampung Ulu Buton dibongkar oleh Gereja.
3. Untuk jemaat HKBP yang dikampung Ulu Buton akan beribadah di rumah Jemaat / rumah ke rumah.
4. Apabila tidak dilaksanakan sesuai dengan kesepakatan ini akan dilakukan secara gotong-royong dengan masyarakat setempat untuk membongkar bersama-sama.
Namun Menurut Pendeta Pakkat Sitinjak selaku Pendeta Resort HKBP Batu Aji Baru, Sei Langkai Kota Batam, sebagai resort atau induk dari HKBP Galati di daerah Putri Hijau, HKBP Munson Liman Dapur 12 dan rumah doa HKBP Pos Pel Anugrah Barelang mengatakan bahwa kesepakatan tersebut sepihak.
"Itu kesepakatan sepihak, sebab Bapak Sibagariang yang ikut menandatangani kesepakatan serta membuat pernyataan resmi tersebut dalam keadaan terpaksa dan tertekan dengan banyak nya massa yang sudah mulai tidak kondusif saat rapat berjalan, bahkan massa sudah keluar masuk dari jendela dan teriak teriakan dari massa terdengar, dia juga menandatangani surat kesepakatan pembongkaran tersebut karena alasan keamanan utusan peserta rapat pihak Pospel maupun diperjalanan pulang ke Batam," kata Pakkat Sitinjak saat diwawancarai awak media jejaksiber.com, Jumat (31/12/21) malam.
"Dan secara administrasi gereja, bapak Bagariang tidak punya kapasitas untuk menandatangani sebuah kesepakatan, karena dia hanya pendamping majelis dari HKBP Batu Aji Baru," lanjut Pendeta Ressort tersebut saat ditemui di Gereja HKBP Kavling Baru, Batu Aji.
Pendeta Pakkat Sitinjak berharap, agar secepatnya Walikota Batam dan Kapolresta Barelang dapat memfasilitasi pertemuan dan membahas kembali keputusan-keputusan di Mapolsek beberapa waktu lalu yang di undang oleh Bapak Camat Galang Ute Rambe, sehingga permasalahan tersebut tidak menimbulkan hal-hal yang lain.
Yang mana sebelumnya pihak Pakkat Sitinjak telah melayangkan Surat permohonan kepada Walikota dan Kapolresta Batam pada hari Selasa tanggal 27 Desember 2021 lalu dan hingga saat ini belum ada tanggapan.
"Mungkin karena kesibukan akhir tahun, makanya surat belum ada balasan/tanggapan. Kami hanya menuntut hak dan rasa keadilan agar jemaat merasa nyaman dan tidak merasa khawatir saat melakukan ibadah," ujar Pakkat Sitinjak.
 |
| Foto : Jemaat HKBP usai melakukan Refleksi Doa untuk PosPel Anugrah Barelang. (dok/Roy) |
Sebagai bentuk dukungan atas pergumulan yang sedang terjadi di HKBP Pos Pel Anugrah Barelang Kecamatan Galang tersebut, maka di adakan Refleksi dan doa akhir tahun 2021 bersama-sama jemaat HKBP Batu Aji Baru, HKBP Munson Liman dan HKBP Galatia yang tergabung dalam Ressort HKBP Sungai Langkai.
"Refleksi dan Doa Akhir Tahun 2021 itu sebagai bentuk keprihatinan atas rencana bongkar paksa Bangunan Rumah Doa oleh sekompok massa atau ormas tertentu," pungkasnya.
Pakkat Sitinjak menuturkan bahwa duka yang mereka alami (jemaat HKBP Pos Pel Anugrah Barelang_red) adalah duka bersama jemaat dalam satu Ressort yang saat ini berjumlah 2.100 orang jemaat.
"Pelayanan di Pos-Pel Anugerah Barelang tersebut tidak terganggu, bahkan jemaat semakin merasakan arti sebuah persekutuan walau jemaat ada yang merasa was-was akan ancaman pembongkaran Ormas tersebut," ucap Pakkat.
Pendeta Pakkat Sitinjak juga tak luput mengucapkan terimakasih kepada pihak Polsek Galang yang telah menjaga dan menciptakan kenyamanan dalam kegiatan ibadah di rumah doa HKBP Pos Pel Anugrah Barelang pasca adanya kesepakatan sepihak beberapa waktu yang lalu.
Disamping itu, Nasib Sitompul salah satu jemaat HKBP Pos Pel Anugrah Barelang juga berharap agar rumah doa tersebut tidak dilakukan pembongkaran oleh sekelompok massa tertentu.
"Dengan adanya rumah doa tersebut jemaat HKBP Kecamatan Galang tidak lagi harus beribadah ke Batu Aji, Batam, karena perjalanan yang cukup jauh dan beresiko besar, perjalanan yang harus kami tempuh dengan sepeda motor dan membonceng anak dan istri belum lagi resiko besar di perjalanan," tutur Nasib Sitompul kepada jejaksiber.com, Sabtu (1/1/2022) usai ibadah awal tahun di rumah doa HKBP Pos Pel Anugrah Barelang.
 |
| Foto : Usai melaksanakan ibadah awal tahun di Rumah Doa HKBP PosPel Anugrah Barelang. (dok/Roy) |
"Jemaat HKBP Pos Pel Anugrah Barelang yang ada di Kecamatan Galang yang hanya berjumlah 13 KK, kami berharap rumah doa tersebut tidak di bongkar dan Pemerintah Kota Batam peduli serta dapat menyelesaikan permasalahan kami dengan sekelompok massa tertentu," harapnya.
Hingga berita ini diterbitkan, media jejaksiber.com belum berhasil meminta penjelasan langsung dari Suherman selaku ketua Lang Laut/ Ketua LPM Kecamatan Galang terkait tindakannya yang menolak rumah doa pos pelayanan HKBP anugrah barelang itu. (Roy)
Editor : Js
