Foto : Aktivis Larshen Yunus bersama Bantu Bocah 6 Tahun Penderita Leher Bocor. (dok/Ps) |
Pekanbaru, jejaksiber.com - Setelah sebelumnya berhasil membantu bayi laki-laki usia 10 bulan, pengidap penyakit langka, Atresia Bilier (kelainan pada fungsi hati) atas nama Muhammad Ammar Fathan bin Kaspen Nahar.
Aktivis Larshen Yunus dan rekan-rekan Kantor Hukum Mediator Pendampingan Publik Satya Wicaksana, kembali buka saluran Advokasi terhadap bocah berusia 6 tahun penyakit langka, Oesophageal Obstruction (penyempitan pada kerongkongan, tenggorokan dan atau leher bocor), Sabtu (4/12/21).
Informasi terkait kondisi bocah tersebut langsung ditanggapi Aktivis Larshen Yunus, dengan mengunjungi rumahnya di kawasan Kecamatan Tenayan Raya, Kota Pekanbaru.
Melalui Kantor Satya Wicaksana, PP GAMARI dan DPD AKRINDO Provinsi Riau, Aktivis Larshen Yunus mengajak seluruh handaitaulan untuk berkenan memberikan perhatian terhadap bocah pengidap penyakit langka tersebut.
"Kami tak ingin banyak cakap! Buka mata lebar-lebar, masih banyak saudara kita yang membutuhkan pertolongan, seperti saat ini! adik kecil kita, Muhamad Rizky Febrian membutuhkan pertolongan, kondisinya sangat menyedihkan, untuk makan saja dia tak bisa menikmatinya, akibat Leher yang bocor, setiap makan langsung keluar melalui plastik yang ditempelkan di lehernya. Wallahuallam," ungkap Larshen Yunus, dengan nada sedih.
Seraya meneteskan air matanya, Aktivis Riau itu tak henti-hentinya mengajak seluruh komponen bangsa, agar memberikan bantuan bagi Muhamad Rizky Febrian.
"Adik kecil ini orang Riau, sudah lama tinggal di Pekanbaru, tapi tak ada satu orangpun Pejabat yang membantunya, ribuan orang di Eksekutif, ratusan orang di Legislatif dan puluhan orang di Yudikatif, tapi belum pernah terdengar bantuan dari mereka. Hallo pak Pejabat! Dimana nuranimu?” tanya Alumni Sekolah Vokasi Mediator Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta itu.
Hingga berita ini dimuat, bocah kecil yang tak bisa sekolah akibat kondisi penyakitnya itu masih setia menunggu kehadiran para Donatur di dalam gubuk milik orangtuanya.
"Ayo kita semua, berikan hati dan nuranimu! Mari bersama, bergotong royong membantu kesembuhan Rizky. Kalau bukan kita siapa lagi, kalau bukan sekarang, kapan lagi? Ingat ya, memberi bukan harus memiliki. Ayo bantu adik Rizky!" ajak Aktivis Larshen Yunus dkk, sambil memulai bantuan pertama dari organisasi yang dipimpinnya itu. (P. Sitepu)
Editor : Js